KENAKALAN REMAJA

  • Apr 03, 2023
  • DWI KRISTIANTO

KENAKALAN REMAJA

Oleh

Aekal Lukman Hakim, S.Pd.I

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena denganpertolonganNya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “KENAKALAN REMAJA”. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan kurang nya wawasan penulis dalam membuat karya ilmiah dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. semoga hal ini tidak menghalangi saya untuk terus berkarya. Saya berharap di masa yang akan datang, saya dapat membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar dapat menyempurnakan karya ilmiah ini.

Selanjutnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Keluarga, Sahabat, dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu saya dalam pembuatan karya ilmiah ini. Semoga dengan dukungan dan bantuannnya dapat menambah kemampuan saya. Dan Saya juga  berharap karya ilmiah ini dapat mendatangkan inspirasi bagi saya di masa yang akan datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk membaca.

 

Penulis                 

 

BAB I

  1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Penelitian

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan emosi, secara psikologis Masa ini ditandai dengan kondisi jiwa yang sangat labil, tidak menentu dan biasanya susah sekali mengendalikan diri sehingga pengaruh – pengaruh negative seperti perilaku – perilaku -menyimpang akibat dari pergeseran zaman sangat mudah mempengaruhi jiwa remaja sehingga menimbulkan gejala baru berupa krisis akhlak.

Krisis akhlak inilah yang melanda sebagian besar remaja saat ini yang merupakan salah satu akibat dari perkembangan zaman dan kemajuan Tekhologi yang tidak diimbangi dengan kemajuan moral dan akhlak. Perilaku remaja yang cenderung lekas marah dan kurang bisa mengendalikan diri pribadinya sehingga kurang rasa hormat terhadap orang yang lebih tua darinya, bersikap kasar, kurang disiplin dalam beribadah, memakai obat obatan, terjerumus dalam perilaku seks bebas serta perilaku yang menyimpang lainnya yang telah melanda sebagian besar kalangan remaja.

Dalam Ilmu Psikologi dikenal dengan teori tabularasa yang menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia itu terlahir ke dunia ini dalam keadaan suci bagaikan kertas putih bersih yang belum ada tulisannya, dan kemudian akan jadi apakah manusia itu dikemudian hari, tergantung kepada pribadinya masing – masing. Kemudian faktor lingkungan atau pengalamanlah yang akan merubahnya, terutama dalam dunia pendidikan yang cukup mampu untuk membentuk karakter pribadinya masing – masing.

Penilaian terhadap baik dan buruknya pribadi manusia itu sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik itu teman, orang tua, guru maupun masyarakat dan juga pendidikan yang ditanamkan sejak kecil dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam pembiasaan-pembiasaan anak terhadap tingkah laku atau perbuatan baik harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan perbuatan yang baik tersebut. Dia dibiasakan sedemikian rupa sehingga dengan sendirinya akan terdorong untuk melakukannya, tanpa perintah

dari luar, tapi dorongan dari dalam keluarga (terutama orang tua) sebagai orang terdekat merupakan factor utama untuk membantu para remaja dalam menghadapi krisis akhlak sebagaimana yang dikemukakan di atas. Pendidikan akhlak berupa bimbingan, arahan, nasehat disiplin yang berlandaskan nilai-nilai ajaran agama Islam harus senantiasa ditanamkan dan dikembangkan orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan keluarga.

Keluarga merupakan salah satu unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak remaja. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga termasuk terhadap remaja.

Masa remaja merupakan salah satu satu fase perkembangan manusia yang memiliki arti penting bagi kehidupan manusia, selanjutnya karena kualitas kemanusiaannya di masa tua banyak ditentukan oleh caranya menata dan membawa dirinya dimasa kecil.

Perubahan yang dialami pada masa kecil ini terjadi secara kodrati dan para ahli menyebutnya sebagai masa transisi. Masa Transisi inilah yang terjadi pada remaja sangat membingungkan dalam masa peralihan ini remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangannya, masa ini senantiasa diwarnai dengan konflik-konflik internal, emosi yang tidak stabil serta sangat mudah tersinggung. Oleh karena itu remaja membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang-orang terdekat seperti orangtuany. Peran dan tanggungjawab orang tua mendidik anak remaja dalam keluargasangat dominan sebab di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak remaja.Pendidikan dan pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangatmendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas hidup. Dalam ajaranagama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sangat besar maka dalammendidik dan membina akhlak remaja orang tua dituntut untuk dapat berperan aktifkarena masa remaja merupakan masa transisi yang kritis seperti dikemukakan oleh Hurlock bahwa “transisi perkembangan pada masa remaja berarti Sebagian perkembangan masa kanak kanak masih dialami namun Sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai”.

Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis, misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan berpikir secara intelektual, semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak. Oleh karena itu peran orang tua sebagai pendidik yang paling utama dalam menanamkan karakter  akhlak yang mulia (karimah)

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka penulis ingin menyusun sebuah karya ilmiah yang membahas kaitan pendidikan akhlak di usia remaja. Mengingat Pendidikan pada masa remaja adalah tolak ukur yang sangat penting dalam membentuk keberhasilan dalam dunia pendidikan manusia. Sehingga, penulis memberi judul karya ilmiah ini “ KRISIS AKHLAK DI MASA REMAJA

  1. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
  2. Apakah modernisasi dan globalisasi berdampak terhadap akhlak pada masa remaja?
  3. Bagaimana kondisi akhlak pada masa remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkannya.
  4. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menangani permasalahan krisis akhlak pada masa remaja
  1. Tujuan Penelitian
  2. Untuk mengetahui modernisasi dan globalisasi serta dampaknya terhadap akhlak pada masa remaja.
  3. Untuk dapat mengetahui kondisi akhlak pada masa remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkannya.
  4. Supaya Dapat menentukan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan krisisa khlak pada masa remaja berdasar
  1. Manfaat Penelitian
  2. Secara umum manfaat penelitian ini Memberikan wawasan keilmuan dan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan knhususnya dalam bidang Pendidikan dan ilmu pengetahuan lainnya yang terkait dengan permasalahan kenakalan remaja
  3. Secara Khusus manfaat penelitian ini dapat Memberikan informasi kepada pembaca agar dapat meningkatkan Pendidikan akhlak pada masa remaja dan juga dapat memberi informasi kepada seluruh teman dan siswa SMA Negeri 1 Rantau agardapat memberikan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan krisisakhlak di kalangan remaja.

 

  1. Metode Penelitian
  2. Metode observasi dan pengamatan
  3. Metode kepustakaan

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Pengertian Krisis Akhlak

Krisis akhlak merupakan sebuah krisis yang sangat perlu di benahi sejak usia dini. Permasalahan akan terus muncul apabila krisis akhlak ini tidak secepatnya di tangani. Krisis akhlak membutuhkan waktu yang lam untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan dan kebiasaan pada setiap pribadi masing-masing, terlebih dalam prosesnya yang dimulai dari masa kecil hingga masa dewasa. Krisis akhlak ini jangan sampai dipandang sesuatu nasib buruk saja yang sedang menimpa seorang remaj tanpa ada usaha menghentikannya.. Dampaknya sangat buruk sekali, salah satunya akan muncul kebebasan yang melampaui batas, terorisme, ancaman perang dunia serta ancaman konflik yang berkepanjangan.

Secara umum, dapat disampaikan bahwa sumber krisis akhlak ini dapat dilihat dari penyebab timbulnya :

  • Krisis akhlak yang terjadi karena longgarnya didikan agama yang menyebabkan hilangnya pengendalian diri. Selanjutnya alat control perpindahan kepada hukum dan masyarakat. Namun karena hukum dan masyarakat lemah, maka hilang seluruh alat kontrol. Akibatnya masyarakat berbuat sesuka hati dalam melakukan pelanggaran tanpa ada yang menegur. 
  • Krisis akhlak sering terjadi karena tidak adanya pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, keluarga, sekolah serta masyarakat. Bahkan terkadang adanya pembinaan yang terbawa arus dengan ajaran ya ng menyimpang dalam kehidupan sehari hari, bahkan mengutamakan materi tanpa diimbangi dengan pembinaan mental spiritual.
  • Krisis akhlak sering terjadi karena kuatnya arus budaya masyarakat yang materealistik, hedonistik, dan sekuleristik. Kuatnya budaya tersebut juga didukung oleh para penyandang dana/modal yang hanya marauk keuntungan dengan memanfaatkan para remaja tanpa memperhatikan dampaknya buruknya

Semakin banyaknya tempat hiburan yang dapat mengandung kemaksiatan, peredaran obat-obat terlarang dan sebagainya. Oleh karna itu maka pembinaan akhlak remaja mulia bukan hanya tugas kelompok, akan tetapi ini tugas seluruh partisipasi masyarakat, bangsa dan negara. Krisis akhlak yang menimpa masyarakat umum terlihat pada sebagian sikapmereka yang dengan mudah merampas hak orang lain, main hakim dengan membakar pelaku kejahatan tanpa melalui proses peradilan.Krisis akhlak yang menimpa remaja pelajar terlihat dari banyaknya keluhan orang tua berkenaan dengan ulah sebagian pelajar yang sukar dikendalikan, nakal,mabuk, keras kepala, berbuat onar bahkan tawuran antar sekolah. Kenakalan remaja bukan hanya perbuatan anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk didalamnya perbuatan yang melanggar norma hidup di masyarakat. Perbuatan – perbuatan tersebut menimbulkan ganguan keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.Pembinaan dan pendidikan akhlak haruslah berada dibarisan terdepan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

  1. Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab (akhlak) dalam bentuk jamak, sedangkan mufrodnya adalah (khuluq), yang artinya “Budi pekerti atau tingkah laku”. Al- Ghazali menjelaskan akhlak secara spesifik yakni “untuk pedoman orang-orang suluk (ahli thoriqot) dan harus disesuaikan dengan ajaran - ajarari syari’atIslam” Ibnu Maskawaih menyatakan bahwa yang dimaksud akhlak adalah “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.Nasir mengemukakan bahwa “Akhlak itu mengandung jangkauan pengertian luas, meliputi hubungan manusia dengan manusia bahkan hubungannya dengan alam sekitarnya”. Sedangkan akhlak menurut Loewis Ma’luf adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq.

  1. Pengertian Remaja

Kata Remaja berasal dari Bahasa latin yaitu adolensence yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanitadan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat(1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasayang mencakup perubahan biologis kognitif dansosial emosional Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.

 

BAB III

  1. PEMBAHASAN 

Masa, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Jenis-jenis kenakalan remaja

Kenakalan remaja di sekolah Misal :

  • Bolos Sekolah.
  • Meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran.
  • Membawa senjata tajam ketika sekolah.
  • Melawan guru
  • Bulying

Kenakalan remaja di luar sekolah (masyarakat) Misal :

  • Tawuran antar pelajar
  • balapan liar antar geng.
  • Seks Bebas
  • Mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba dan lain sebagainya.
  • Minum minuman keras.

Kenakalan remaja di lingkungan keluarga Misal :

  • Tidak mendengarkan nasehat orang tua.
  • Tidak mentaati perintah orang tua.
  • Melanggar norma yang telah di sepakati bersama keluarga.

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku nakal remaja bias di sebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal)

 

BAB IV

PENUTUP

  1. Kesimpulan
  1. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.
  2. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri (internal) maupun fakor dari luar (eksternal).
  3. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  4. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
  5. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.

 

  1. Saran
  1. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
  2. Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religius pada diri seorang remaja.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, K. (2005). Patologi Sosial 2: Kenakalan remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development. Ninth Edition. Boston : McGraw-Hill Companies.

 

Aekal Lukman Hakim (Umank)

Dokumen Lampiran :

KARYA ILMIAH